Saturday, October 27, 2012
Makalah Klasifikasi Hadits Dari Sisi Kuantitas Rawi
10:48 AM | Diposkan oleh
Unknown
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada awalnya Rasulullah S.A.W melarang
sahabat untuk menulis hadis, karena dikhawatirkan bercampur baur penulisannya
dengan Al-Qur'an. Perintah untuk menuliskan hadis yang
pertama kali oleh khalifah Umar bin Abdul Azis.
Beliau menulis surat kepada gubernur di madinah yaitu Abu Bakar bin Muhammad
bin Amr Hazm Al-Alsory untuk membukukan hadis. Sedangkan ulama yang pertama
kali mengumpulkan hadis adalah Arroby bin Sobiy dan Said bin Abi Arobah. Akan tetapi
pengumpulan hadis tersebut masih acak (tercampur antara yang sohih dengan
dhoif, dan perkataan para sahabat).
Sebagian orang bingung termasuk
kelompok kami melihat jumlah pembagian hadis yang banyak dan beragam.
Tetapi kebingungan itu kemudian sedikit menjadi
hilang setelah melihat pembagian hadis yang ternyata dilihat dari berbagai
tinjauan dan berbagai segi pandangan, bukan hanya dari satu segi pandangan
saja.
Hadis memiliki beberapa cabang dan masing-masing
memiliki pembahasan yang unik dan tersendiri. Dalam makalah
ini akan dikemukakan pembagian hadis dari segi kuantitas rawi. Kritik dan
saran untuk kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan, baik dari
kawan-kawan maupun dosen pengampu.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah hadits ditinjau dari segi kuantitasnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi hadits dari segi kuantitas rawi
Ulama berbeda pendapat tentang pembagian hadis ditinjau dari
segi kuantitasnya. Maksudnya di tinjau dari segi kuantitas adalah
dengan menyelusuri jumlah para perawi yang menjadi sumber adanya suatu hadis. Para ahli ada yang mengelompokkan
menjadi tiga bagian, yakni hadis mutawatir, masyhur dan ahad; dan
ada juga yang membaginya hanya menjadi dua, yakni hadis mutawatir dan ahad.
Pendapat pertama,yang menjadikan hadis masyhur berdiri
sendiri,tidak termasuk pembagian hadis ahad, dianut oleh sebagian ulama usul
diantaranya adalah Abu Bakar Al- Jassas ( 305-370 H), sedangkan ulama golongan kedua diikuti oleh kebanyakan
ulama usul dan ulama kalam. Menurut mereka hadis masyhur bukan merupakan hadis yang
berdiri sendiri, akan
tetapi hanya bagian dari hadis ahad. Mereka membagi hadis menjadi dua bagian, yaitu mutawatir dan ahad.[1]
1.
Hadits Mutawatir
a.
Pengertian
Kata mutawatir menurut lughat (bahasa) ialah “mutatabi” yang berarti
beriringan atau berturut-turut antara satu dengan yang lain. Sedangkan menurut
istilah ialah hadis yang di riwayatkan oleh sejumlah besar orang yang
menurut adat/kebiasaan mustahil atau tidak mungkin mereka bersepakat terlebih
dahulu untuk berdusta yang berdasarkan dengan panca indra.[2]
Hadis yang
tidak dapat dikategorikan dalam hadis mutawatir yaitu segala berita yang
diwirayatkan dengan tidak bersandar pada pancaindra, seperti meriwayatkan
tentang sifat-sifat manusia, baik yang baik maupun yang tercela, juga segala
berita yang diwirayatkan oleh orang banyak, tetapi mereka berkumpul untuk
bersepakat mengadakan berita-berita secara dusta.
Hadis yang dapat dijadikan pegangan
dasar hukum suatu perbuatan haruslah diyakini kebenarannya. Karena kita tidak mendengar hadis itu
langsung dari Nabi S.A.W. maka jalan penyampaian
hadis itu harus dapat memberikan keyakinan tentang kebenaran hadis
tersebut.
Dalam sejarah para perawi diketahui
bagaimana cara perawi menerima dan menyampaikan hadis ada yang melihat atau
mendengar, ada pula yang dengan tidak melalui perantaraan pancaindera, misalnya
dengan lafaz diberitakan dan sebagainya. Disamping itu dapat diketahui pula banyak atau
sedikitnya orang yang meriwayatkan hadis itu.
Apabila jumlah yang meriwayatkan
demikian banyak yang secara mudah dapat diketahui bahwa sekian banyak perawi
itu tidak mungkin bersepakat untuk berdusta, maka penyampain itu adalah secara
mutawatir.
b.
Syarat hadits mutawatir
·
Diwirayatkan
oleh sejumlah perawi;
·
Menurut
kebiasaan tidak mungkin mereka bersekongkol/bersepakat untuk berdusta;
·
Sandaran hadis mereka dengan
menggunakan indera seperti perkataan mereka, pendengaran dan penglihatan, misalnya ungkapan periwayatan:
-“Kami mendengar [dari Rasulullah
bersabda begini]“
-“Kami melihat [Rasulullah melakukan begini dan seterusnya]”.
-“Kami melihat [Rasulullah melakukan begini dan seterusnya]”.
c.
Pembagian hadits mutawatir
·
Mutawatir Lafzi
Yaitu suatu
hadis yang diwirayatkan oleh banyak perawi sejak dari awal sampai akhirnya
dimana masing-masing perawi meriwayatkannya dengan lafaz yang sama. Contoh
hadis mutawatir lafzi adalah sabda Rasulullah S.A.W : Artinya : “ Rasulullah
S.A.W, bersabda: “Siapa yang sengaja berdusta terhadapku, maka hendaklah dia
menduduki tempat duduknya dalam neraka” (HR. Bukhari dan lainnya). “[3]
·
Mutawatir Ma’nawi
Yaitu hadis
mutawatir yang berlainan bunyi lafaznya, tetapi kembali kepada makna yang sama.
Contohnya adalah hadis-hadis mengenai syafa’at Nabi Muhammad S.A.W mengenai
melihat Tuhan, keluarnya air dari sela-sela jari Nabi, mengenai Nabi mengangkat
tangan ketika berdoa dan sebagainya.
·
Mutawatir ‘Amali
Yaitu sesuatu yang
diketahui dengan mudah dan telah mutawatir dalam kalangan islam, bahwa Nabi ada
mengerjakan atau menyuruhnya, seperti berita atau hadis tentang waktu sholat
dan bilangan raka’atnya.
d.
Kehujjahan hadits mutawatir
Kehujjahan
hadis mutawatir sudah diakui oleh semua ulama, maka hadis
mutawatir harus di terima dan wajib diamalkan karena tingkat hadis yang paling
teratas dan sudah teruji kebenarannya. Hadits mutawatir telah disepakati oleh
ulama, oleh karenanya dapat di jadikan hujjah dan wajib mengamalkannya hadis
muatawatir di anggap qath’iy.[4]
2.
Hadits Ahad
a.
Pengertian
Kata ahad atau wahid berdasarkan dari segi bahasa berarti satu, maka khabar ahad
atau khabar wahid berarti suatu
berita yang di sampaikan oleh satu orang.
Adapun yang di
maksud hadis ahad menurut istilah ialah banyak di definisikan oleh para ulama
salah satunya ialah khabar yang jumlah perawinya tidak sebanyak jumlah perawi
hadis mutawatir, baik perawi itu satu, tiga, empat, lima, dan seterusnya yang
memberikan pengertian bahwa jumlah perawi tersebut tidak mencapai jumlah perawi
hadis mutawatir.[5]
Hadis ahad juga dibagi dari
sudut pandangan diterima atau ditolaknya kepada dua bagian yaitu:
· Hadis maqbul : Yaitu hadis yang dapat diterima bila
memenuhi syarat-syarat yang lebih ditentukan oleh ulama hadis.
· Hadis mardut : Yaitu hadis yang tidak memenuhi
syarat-syarat diterimanya suatu hadis,oleh sebab itu hadis ini ditolak.
Pembagian hadis
ini hanya berlaku pada selain hadis mutawatir, karena hadis mutawatir
seluruhnya dapat diterima dan tidak ada yang ditolak. Oleh karena itu
penerimaan atau penolakan sebuah hadis tersebut terposisikan pada hadis ahad.
Dengan kata lain, hadis ahad tersebutlah yang terbagi pada diterima atau
ditolaknya suatu hadis.
b.
Pembagian Hadits Ahad
1.
Hadits Masyhur ( Hadits Mustafidah )
Masyhur menurut bahasa berarti yang
sudah tersebar atau yang sudah populer. Mustafidah menurut bahasa juga berarti
yang telah tersebar atau tersiar.
Contoh hadist masyhur (mustafidah)
adalah hadist berikut ini : Artinya: “ Rasulullah SAW bersabda: “Seorang Muslim adalah
orang yang kaum Muslimin tidak mengganggu oleh lidah dan tangannya.” (Hadist
Riwayat Bukhari, Muslim, dan Turmidzi) “
2.
Hadits Gharib
Hadist gharib menurut bahasa berarti
hadist yang terpisah atau menyendiri dari yang lain. Para ulama memberikan
batasan sebagai berikut: hadist gharib adalah hadist yang diriwayatkan oleh
satu orang rawi (sendirian) pada tingkatan maupun dalam sanad.[6]
Berdasarkan
batasan tersebut, maka bila suatu hadist hanya diriwayatkan oleh seorang
sahabat Nabi dan baru pada tingkatan berikutnya diriwayatkan oleh banyak rawi,
hadist tersebut tetap dipandang sebagai hadist gharib.
Contoh hadist
gharib itu antara lain adalah hadist berikut: Artinya: “Dari Umar bin
Khattab, katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Amal itu hanya
(dinilai) menurut niat, dan setiap orang hanya (memperoleh) apa yang
diniatkannya.” (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain) “
3.
Hadits Aziz
Para ulama
memberikan pengertian dan batasan hadis aziz yaitu hadis yang diriwayatkan oleh
2 orang rawi, meskipun dua orang rawi itu pada satu tingkat saja, dan setelah
itu diriwayatkan oleh banyak rawi.
Dari batasan di
atas, dapat di pahami bahwa bila suatu hadis pada tingkatan pertama
diriwayatkan oleh dua orang rawi dan setelah itu diriwayatkan lebih dari dua
orang rawi, maka hadis itu tetap saja dipandang sebagai hadis yang diriwayatkan
oleh dua orang rawi, dan karena itu termasuk hadis aziz.[7]
Contoh hadis
aziz yang artinya : “Rasulullah S.A.W
bersabda : “Kita adalah orang yang paling akhir (di dunia) dan yang paling
terdahulu di hari kiamat.”[HR. Huzaifah dan Abu Hurairah]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembagian hadist dari segi kuantitas :
1. Hadist Mutawatir
1. Hadist Mutawatir
Hadits Mutawatir terbagi menjadi 3:
-
Hadits Mutawatir Lafzi
-
Hadits Mutawatir Ma’nawi
-
Hadits Mutawatir ’Amali
2.
Hadits Ahad
Hadits Ahad terbagi menjadi 3:
-
Hadits Ahad Masyhur
-
Hadits Ahad Gharib
-
Hadits Ahad Aziz
DAFTAR
PUSTAKA
As- Shalihin, Subhi, Membahas
Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009
Mudasir, Drs,.H, Ilmu
Hadis—Bandung: Pustaka Setia, 1999
Muhammad Ahmad, Drs,.H, Mudzakir, Drs,.M, Ulumul Hadis, Bandung: CV.Pustaka Setia,
2000
Al-Khatib, Ajjaj, Ushul Al-Hadits, Semarang: Gaya
Media Pratama, 1997
No name. 2011. “Klasifikasi Hadis Di Tinjau Dari Segi Kualitas dan Kuantitas”. http://khoirulrabbani.blogspot.com/2011/04/klasifikasi-hadis-di-tinjau-dari-segi.html. Diakses pada 22 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB
[1] Drs.H. Mudasir,
Ilmu Hadis—Bandung : Pustaka Setia,
1999. Hal. 113
[2] Drs.H. Mudasir, Ilmu Hadis—Bandung : Pustaka Setia,
1999. Hal. 114
[3] Muhammad
Ahmad, Drs,.H, Mudzakir, Drs,.M, Ulumul
Hadis, CV.Pustaka Setia, Bandung, 2000, Hal. 89
[4] Subhi
As-Shalihin, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009
[5] Muhammad
Ahmad, Drs,.H, Mudzakir, Drs,.M, Ulumul
Hadis, CV.Pustaka Setia, Bandung, 2000, Hal. 93
[6] Muhammad
Ahmad, Drs,.H, Mudzakir, Drs,.M, Ulumul
Hadis, CV.Pustaka Setia, Bandung, 2000, Hal. 96
[7] Muhammad Ahmad, Drs,.H, Mudzakir, Drs,.M, Ulumul Hadis, CV.Pustaka Setia, Bandung, 2000, Hal. 95
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
100 Artikel Terbaru
Buku Tamu
Facebook Page
Total Page Views
Popular Post
-
Untuk teman yang suka desain kaos, sekarang gak perlu ribet lagi. Ada aplikasi untuk komputer kamu yang fungsinya untuk menbuat design ka...
-
Ditahun 2013 ini nampaknya perkembangan Line di Indonesia lumayan bersaing, khusus di Play Store posisinya selalu di lima besar, kalau ...
-
Ada teman saya yang tanya. Begini percakapannya: Temen : "Bro, cara mengganti password hp gimana sih ?" (sambil nunjukin hp...
-
Mungkin selama ini jika agan ngetik huruf arab pada HP Samsung Galaxy Young S5360 akan seperti ini. Begitu juga dengan saya gan...
-
Untuk yang berminat untuk download, langsung saja saya jelaskan, ada apa aja sih Game dan Aplikasi yang tersedia ? Yuk kita kupas tuntas.....
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda.